Resensi Buku Bulan Karya Tere Liye



Buku Bulan
Karya : Tere Liye
Penerbit : Gramedia
Tebal buku : 396

Buku Bulan adalah salah satu buku populer yang ditulis oleh Tere Liye. Buku ini melanjutkan series buku Tere Liye sebelumnya yaitu buku dengan judul Bumi dengan isinya mengisahkan kisah petualangan tiga orang sahabat yaitu Raib, Seli, dan Ali. Bedanya ketika pada buku Bumi mengisahkan petualangan tiga sekawan tersebut ke klan Bulan,namun di buku ini mengisahkan petualangannya tidak di klan Bulan melainkan di klan Matahari. Setelah rahasia-rahasia terungkap, seperti Raib merupakan keturunan dari klan Bulan dan bahkan ternyata Raib merupakan seorang Puteri klan Bulan yang merupakan cucu dari cucu-cucunya si Tanpa Mahkota yang di penjara di bayangan bawah bayangan dan mewarisi salah satu buku kehidupan. Seli merupakan keturunan klan Matahari dan Ali yang bisa berubah menjadi beruang yang sangat besar ketika emosinya tidak terkendali.
Awal kisah pada buku ini adalah setelah mengalahkan Tamus yang berniat mengeluarkan si Tanpa Mahkota di penjara bayangan di bawah bayangan. Raib, Seli, dan Ali kembali ke klan Bumi dan diberi pesan oleh Miss Selena untuk bersikap seperti manusia normal di klan Bumi dan Miss Selena akan kembali ke Bumi setelah menyelesaikan hal-hal yang harus diselesaikan di Bulan. Setelah enam bulan berlalu, akhirnya setelah penantian lama oleh Raib, Seli, dan Ali akhirnya Miss Selena kembali dan menceritakan bahwa liburan dua minggu setelah ujian semester, mereka akan berpetualang ke klan Matahari yang bertujuan untuk membuat aliansi kembali mencegah si Tanpa Mahkota kembali lagi ke dunia pararel yang dapat membahayakan tidak hanya satu klan saja melainkan seluruh klan.
Liburanpun tiba, akhirnya Raib, Seli, Ali, Miss Selena, Av, dan Ily (Anak dari Ilo salah satu perancang busana terkenal di klan Bulan) membuka portal dengan membuka pr matematika Raib menuju Klan Matahari. Setelah tiba disana mulailah petualangan tiga kawan tersebut bersama Ily. Di sana kejadian tidak terduga terjadi, yaitu Raib, Seli, Ali, dan Ily didaftarkan menjadi salah satu kontingen Festival Bunga Matahari. Festival Bunga Matahari adalah perlombaan paling penting di Klan Matahari, sembilan kontingen dari sembilan fraksi seluruh negeri berlomba menemukan bunga matahari mekar ditempat yang tidak diketahui. Kontingen manapun yang lebih dulu menemukan bunga itu maka memenangi festival, peserta lomba adalah anak muda terlatih, tangguh, dan menguasai kemampuan tahan hidup terbaik , karena banyak rintangan untuk menemukan bunga tersebut.
Sembilan hari untuk menemukan bunga mekar, terjadi berbagai petualangan yang mempertaruhkan hidup dan mati,namun puncak konflik yaitu ketika hari terakhir tim Raib kalah karena tidak tepat waktu di tempat bunga matahari akan mekar, disana sudah ada Konsil (Presiden) yang memiliki tujuan pribadi dan membunuh ketua tim yang dahulu menemukan bunga tersebut dan menyuruh Raib untuk memetik bunganya. Ternyata motifnya adalah ingin membuka portal dimana si Tanpa Mahkota di penjara, 400 tahun silam terjadi kejadian yang menewaskan salah satu pemuda yang sangat baik hati dan tiga kakak kandung fafa, dan disana pula ketua konsil atau Fafa memiliki janji kepada si Tanpa Mahkota untuk membebaskannya dan akan diberi kekuasaan yang diinginkannya. Hal ini yang memicu Fafa ingin membuka portal tersebut dengan bantuan Raib, Raib terpilih karena memiliki hati yang sangat polos, tidak memiliki ambisi untuk menang dan baik, dengan hal ini bunga matahari akan memberi hadiah yang sangat besar apabila dibukakan oleh orang seperti itu. Namun, rencana Fafa gagal dan dia dilemparkan ke penjara Bayangan di bawah bayangan oleh lebah-lebah Hana. Hana adalah salah satu orang yang membantu memberi tempat tinggal saat Raib, Ali, Seli, dan Ily melakukan lomba festival bunga mekar dan sekaligus ibu dari pemuda baik yang meninggal 400 tahun silam.
Penjelasan diatas hanya bagian singkat atau potongan-potongan dari kisah-kisah petualangan Raib, Seli, dan Ali dalam buku ini. Buku ini sangat saya rekomendasikan dan lebih baik membaca terlebih dahulu buku series sebelumnya yaitu “Bumi”. Hikmah yang saya dapatkan dalam buku ini, Terbukti bahwa ketika kita melakukan kebaikan kepada siapapun dan tanpa pamrih, maka ketika saat kita dalam keadaan terdesak maka pertolongan akan datang sendirinya.

Comments

Popular Posts