Resensi Buku Cinta dalam 99 nama-Mu, Karya : Asma Nadia



Buku Cinta dalam 99 nama-Mu
Karya : Asma Nadia
Penerbit : Republika

Buku ini menceritakan dua insan, yaitu Alif dan Arum. Alif merupakan seorang laki-laki yang sebenarnya baik, namun karena di tinggalkan oleh ibu tercintanya, terjadi perubahan yang sangat drastis dari seorang Alif yang mulanya dia selalu shalat 5 waktu, kini setelah ibunya meninggal kewajiban shalat menjadi kebiasaan untuk ditinggalkan. Sedangkan Arum, merupakan seseorang perempuan yang cukup religius. Namun, memiliki badan yang rapuh, karena sering sakit-sakitan dan disamping itu, orangtuanya setiap hari tiada hari tanpa bertengkar, sekalipun di depan Arum sendiri.
Dalam buku ini awal ceritanya dikisahkan Alif kehilangan sosok orang yang dicintainya yaitu ibunya sendirinya yang selama hidupnya selalu menasehati Alif dengan sifat-sifat 99 nama-Nya. Setelah ibunya tiada, perilakunya menjadi sangat buruk baik kepada bapaknya sendiri maupun kepada orang lain. Alif berubah karena berburuk sangka kepada Allah SWT yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim kenapa mengambil orang yang dicintainya. Lalu diperparah dengan meninggalnya bapak Alif yang membuat Alif menyesal selama hidupnya tidak mengabdi kepada Almarhum bapaknya tersebut. Ketika bapaknya meninggal Alif difitnah oleh saudara-saudara ibunya, yang selama ini memang sangat tidak suka kepada Alif yang melakukan usaha yang dikelola kakek dan bapaknya. Akibat fitnahnya tersebut Alif dimasukkan ke penjara. Disanalah dia bertemu orang-orang hebat seperti Pak Dahlan dan Irham yang menyadarkannya untuk kembali hijrah dan ingin lebih dekat kepada-Nya.
Kisah Arum sendiri dimulai umurnya yang terbilang masih muda sudah terjangkit penyakit yang mematikan, setiap hari selalu kemoterapi dan perawatan-perawatan lainnya. Ayahnya yang merupakan pekerja di lapas dan ibunya seorang dokter selalu mendampinginya hanya disaat Arum sedang sakit saja, selebihnya mereka hanya sibuk dengan perkerjaanya masing-masing. Ketika sampai dirumah mereka tidak pernah absen untuk bertengkar, mungkin jika Arum tidak sakit kata cerai sudah lama terucapkan dikedua mulut orang tua Arum. Namun, sampai umurnya dua puluh tiga tahun Arum lolos 3 kali dari penyakit mematikan tersebut dan pada umur tersebut dia sudah tidak serumah dengan Mamahnya dan memilih mengontrak dan mengasuh beberapa anak-anak jalanan yang tidak memiliki rumah, selama mengasuh anak-anak asuhnya Arum didiagnosa oleh dokter kanker payudara, dan ini kali ke 4 Arum mengalami penyakit mematikan.
Awal cerita Arum dan Alif dipertemukan, berawal di salah satu Mall Alif yang tak sengaja menabrak Arum yang membawa ayam untuk anak-anak asuhnya yang jatuh hingga berserakan dilantai. Bukannya minta maaf Alif malah membuat Arum sangat kesal, yang menyebabkan pertemuan mereka ingin dilupakan oleh Arum. Lalu pertemuan keduanya yaitu di lapas tempat ayahnya bekerja dan pada saat Alif ditahan. Disana Arum melihat perubahan drastis dari seorang Alif, disana Alif meminta maaf kepada Arum atas kejadian di Mall, lalu Arum mengatakan bahwa Alif memiliki utang kepadanya, dan menyarankan agar utangnya lunas selepas keluar dari lapas dia harus membantu Arum untuk mendidik anak-anak asuhnya. Ketika keluar dari lapas Alif menepati janjinya dan membantu semua kebutuhan Arum untuk anak-anak asuhnya dan timbullah benih-benih cinta. Alif yang selalu dikejar-kejar oleh gadis-gadis cantik dan bahkan ketika dilapas banyak gadis-gadis cantik menjenguknya namun tidak pernah Alif temui satupun, ketika bertemu dengan Arum, rasanya berbeda dengan gadis lain. Karena Alif seperti memiliki pikiran yang sama dengan Arum yaitu setiap perjalanan hidupnya selalu membawa 99 nama-Nya.
Suatu ketika Arum diculik dimobilnya sendiri oleh orang yang memiliki dendam terhadap Alif, melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri Alif tidak tinggal diam dia langsung menyusul mobil Arum, namun kejadiaan yang tragis tidak bisa dihindari Arum terkena dua tusukan oleh penjahatnya sehingga Arum dilarikan kerumah sakit dan mengalami koma selama satu minggu, melihat orang yang dicintainya Alif merasa bersalah dan memohon kepada Ar-Rahman dan Ar-Rahim untuk tidak mengambil orang yang dicintainya untuk ketiga kalinya. Seminggu berlalu Arum pulih dari komanya dan bisa pulang, disini Arum sudah berdamai dengan Mamahnya dan dilamar oleh Alif. Awalnya lamaran tersebut Arum tolak karena berpikir bahwa umurnya bisa dihitung dan tidak ingin orang yang dicintainya merasa sedih setelah kepergiannya. Tapi, Alif yang tidak mengetahui kenapa dia ditolak masih keras kepala dan akhirnya Arum membuka kebenarannya bahwa dia sedang sakit, dan dengan keyakinan Alif tidak mau menyia-nyiakan orang yang disayangnya itu, akhirnya Arum mengiyakanya.
            Hikmah yang bisa saya ambil dari kisah ini, Mengingatkan saya kembali bahwa apapun perjalanan hidup kamu libatkan Allah SWT, dan lebih baiknya lagi kita belajar, pahami, dan terapkan sifat 99 Nama-Nya atau Asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, meskipun kita tidak bergelimang harta jangan lupa bantulah sahabat-sahabat muslim kita di lingkungan kita, dan Allah pun pernah berkata “sebaik-baiknya orang adalah yang bermanat bagi orang lain”.

Comments

Popular Posts