Resensi Buku Good To Great Karya : Jim Collins
Buku Good To Great
Karya : Jim Collins
Penerbit : Gramedia
Awal dibuatnya buku ini berawal dari Bill
Meehan seorang managing director dari
kantor San Francisco McKinsey & Company yang mengatakan bahwa dia dan teman
kantornya sangat menyukai Built To Last
yang merupakan buku pertama Jim Collins. Namun saat yang bersama pula Meehan
memberi kritik tentang buku itu yang mengatakan bahwa peran di dalam buku itu
adalah orang yang terlahir memang sudah menjadi hebat, seperti David Packard
dan George Merck. Tapi bagaimana dengan mayoritas perusahaan yang baru dan
menyadari sebenarnya mereka bagus namun belum hebat? dari pertanyaan itulah Jim
dan timnya mulai meneliti setelah 5 tahun hal itu terjadi, akhirnya keluarlah
buku ini. Buku ini dimulai dari rasa ingin tahu dengan melewati 4 fase :
Pencarian, dibandingkan dengan apa?, di dalam kotak hitam, dan kaos ke konsep.
Hasil dari fase ke empat menghasilkan
konsep roda gaya dengan menghasilkan manusia disiplin ( Kepemimpinan level 5
dan siapa dulu baru apa), perilaku yang disiplin (Menghadapi fakta keras dan
konsep landak), tindakan yang disiplin (Kultur disiplin dan akselerator
teknologi). Hasil konsep tersebut juga di bahas satu persatu dalam buku ini,
untuk pertama yaitu kepemimpinan level 5
yang menyatakan bahwa pemimpin level 5 menjauhkan ego diri sendiri dan
menyalurkan ke tujuan yang lebih besar, tapi bukan berarti tidak memiliki ego,
mereka sangat ambisius yang ambisinya bukan untuk diri sendiri melainkan untuk
institusi. Untuk kedua yaitu siapa
dulu.. baru apa adalah pokok bahasan yang lebih mementingkan dulu orang
yang akan di ajak kerjasama, setelah itu baru memikirkan visi atau tujuan untuk
perusahaan ingin seperti apa, sehingga dapat membangun tim eksekutif yang
unggul, salah satunya adalah perusahaan nucor yang mengatakan bahwa orang
adalah bukan aset mereka, melainkan orang
tepat-lah aset terpenting mereka.
Untuk ketiga yaitu menghadapi fakta keras (tetapi tidak pernah
kehilangan keyakinan) yaitu pada umumnya perusahaan bagus-ke-hebat pasti
melalui proses menemukan jalan keagungan dengan menghadapi fakta-fakta yang
brutal dari realistis mereka. Dan pada saat bersamaan kita juga harus
mempertahankan keyakinan mutlak bahwa anda bisa dan akan menang pada akhirnya,
terlepas dari rintangan yang ada. Untuk keempat yaitu konsep landak (kesederhanaan dalam tiga lingkaran) yaitu untuk
menjadi perusahaan bagus-ke-hebat kita harus memahami konsep ini, yang intinya
memahami dimana organisasi anda bisa menjadi yang terbaik di dunia, lalu kita
hanya mengerjakan hal-hal yang dimana kita memiliki gairah, dan mencari
pendorong mesin ekonomi kita dengan cara satu denominator yang memiliki satu
dampak terbesar. Yang kelima yaitu kultur
disiplin yaitu kultur yang bukan saja soal tindakan, melainkan soal
mendapatkan orang-orang yang disiplin dengan pemikiran yang disiplin juga
sehingga menghasilkan tindakan yang disiplin. Yang terakhir yaitu akselerator teknologi yaitu para
perusahaan bagus-ke-hebat dalam teknologi tidak mengikuti tren atau ikut-ikutan,melainkan
mereka memiliki pemikiran yang berbeda dalam teknologi tersebut dengan
menyesuaikan konsep landaknya sehingga perusahaan bagus-ke-hebat selalu menjadi
perintis teknologi.
Perbedaan perusahaan bagus-ke-hebat
dengan perusahaan pembanding antara lain, untuk perusahaan bagus-ke-hebat
mengikuti pola lumrah penimbunan, seperti mendorong roda gaya raksasa yang berat, yang mana dibutuhkan banyak upaya
untuk menggerakan roda tersebut. Jika terus mendorong secara rutin dalam waktu
panjang maka akan mengumpulkan momentum dan akhirnya menumbuk titik terobosan.
Sedangkan perusahaan pembanding mengikuti pola yang berbeda, yaitu pola kumparan bencana ketimbang mendorong
secara rutin roda gaya, mereka lebih berupaya memotong kompas penghimpunan dan
langsung melompat ke terobosan, lalu dengan hasil yang mengecewakan mereka
bergerak maju dan mundur, gagal mempertahankan arah yang konsisten. Hasil dari
penilitian ini lah jika kita teliti lebih rinci ternyata Good to Great bukan sekuel dari buku Built to Last, melainkan prekuel
dari Built to Last.
Hikmah yang bisa saya baca dari buku
ini adalah ternyata setiap perusahaan pasti memiliki peluang menjadi perusahaan
hebat. Yang menentukannya adalah pola atau konsep mana yang perusahaan tersebut
ambil. Dan ternyata memang seperti pepatah hasil tidak akan mengkhianati
proses. Bisa kita lihat perjuangan untuk menjadi perusahaan hebat menurut buku
ini sungguh merupakan perjalanan yang panjang, tapi hasilnya tidak
mengecewakan.
Comments
Post a Comment